11 Penyakit Pada Kura-kura Darat dan Cara Mengobatinya

Kura-kura darat (tortoise) bisa menjadi binatang peliharaan yang unik. Masih jarang orang di Indonesia yang memilikinya. Bukan tak mungkin Anda merupakan satu-satunya orang yang memelihara kura-kura darat di komplek perumahan. Sehingga kura-kura tortoise peliharaan Anda pun akan langsung menarik perhatian khalayak ramai. Jika Anda tertarik, tak ada salahnya memelihara kura-kura darat ini. Faktanya ialah ada cukup banyak jenis-jenis kura-kura darat di dunia.

Contoh kura-kura darat (tortoise) antara lain :

  • Kura-kura gallapagos
  • Kura-kura aldabra
  • Kura-kura radiatta
  • Kura-kura indian star
  • Kura-kura burmese star
  • Kura-kura sulcata
  • Kura-kura russian
  • Kura-kura marginata
  • Kura-kura emys
  • Kura-kura forsteni

Akan tetapi, memelihara kura-kura darat tidak semudah kelihatannya. Kenyataannya yaitu memelihara kura-kura darat terbilang cukup susah dilakukan. Terlebih untuk kura-kura darat impor, di mana habitat alaminya berbeda jauh dengan kondisi iklim di Indonesia. Bagi Anda yang belum pernah mempunyai kura-kura sebelumnya, sebaiknya hindarilah memelihara kura-kura tortoise secara langsung. Cobalah pelihara kura-kura air atau kura-kura semi-aquatic terlebih dahulu.

Saat memelihara kura-kura darat, Anda juga harus waspada terhadap penyakit-penyakit yang mungkin dapat menyerang kura-kura ini. Beberapa di antaranya yaitu :

Sembelit

Kura-kura dapat terkena sembelit yang membuatnya susah mengeluarkan kotorannya. Jika tidak segera ditangani, kura-kura tersebut akan mengalami gangguan pada sistem pencernaannya. Masalah ini biasanya terjadi akibat pola makan yang buruk. Pemberian pakan yang mengandung protein cukup tinggi dan rendah serat juga bisa menjadi salah satu penyebabnya. Terapi untuk memicu kura-kura darat agar segera BAB dapat dilakukan dengan merendamnya di air hangat cukup sebatas bagian plastron.

Diare

Diare ditandai dengan kotoran kura-kura darat yang berwujud cair dan berbau menyengat. Kura-kura ini juga akan mengeluarkan kotorannya lebih sering daripada biasanya. Akibatnya kura-kura pun menjadi lemas hingga berpotensi besar mengalami dehidrasi. Gangguan ini umumnya dipicu oleh pemberian pakan berupa buah-buahan secara berlebihan. Untuk mengatasinya, Anda bisa mengganti pakan dengan pakan lain yang banyak mengandung protein. Segera periksakan ke dokter hewan apabila diare ini tidak kunjung berhenti.

Cacingan

Gejala kura-kura darat yang mengalami cacingan hampir sama dengan diare yaitu kotoran kura-kura berwujud cair serta mengeluarkan bau busuk. Cuma pada kasus cacingan, Anda juga akan menemukan adanya cacing-cacing halus di kotoran kura-kura tersebut. Beberapa kura-kura juga akan mengalami muntah saat terserang penyakit cacing. Segera pindahkan kura-kura yang sakit ke kandang karantina sebab penyakit ini dapat menular dengan cepat sekali. Pengobatan secara alami dapat dilakukan dengan memberikan daun talas segar ke kura-kura tersebut.

Sakit Mata

Sakit mata pada kura-kura darat umumnya terjadi akibat serangan bakteri. Bakteri tersebut menginfeksi mata kura-kura sehingga menyebabkan matanya mengalami bengkak. Penyakit ini bisa pula disebabkan karena kura-kura kekurangan vitamin A, walaupun jarang terjadi. Pengobatan terhadap kura-kura darat yang sakit mata bisa dilakukan dengan menggunakan obat mata salep. Oleskan obat mata ini secara rutin di bagian mata kura-kura darat yang sakit.

Infeksi Kulit

Kasus infeksi biasanya diawali oleh luka pada tubuh kura-kura darat. Apabila luka ini tidak segera diobati dan tidak kunjung sembuh, maka bakteri akan menginfeksi tubuh kura-kura darat tersebut melalui jaringan yang terbuka. Untuk mengobatinya, Anda bisa menggunakan cairan alkohol dan obat merah. Bersihkan kulit yang terluka memakai alkohol terlebih dahulu. Setelah itu, Anda bisa mengoleskan obat merah secukupnya. Lakukan pengobatan ini sampai infeksi tersebut sembuh.

Diabetes

Kura-kura darat bisa terserang oleh penyakit diabetes. Ciri-ciri yang paling mencolok dari kura-kura darat yang memiliki diabetes yaitu tubuhnya sangat gemuk. Bahkan tidak jarang, kura-kura yang diabetes memiliki tempurung yang kecil, sedangkan postur badannya besar sekali. Perbandingan antara tubuh kura-kura dan tempurungnya nampak tidak seimbang. Kura-kura darat yang terkena diabetes akan malas bergerak, lesu, dan lemah. Lakukan diet secara seimbang untuk mengatasi penyakit ini. Jangan lupa untuk rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter hewan.

Disfungsi Ginjal

Disfungsi ginjal pada kura-kura darat bisa timbul akibat cacat bawaan lahir atau pola hidup yang salah. Penyakit ini umumnya ditimbulkan oleh infeksi bakteri, kura-kura mengalami dehidrasi dalam waktu yang cukup lama, atau pemberian pakan yang tidak tepat. Kura-kura darat yang mengalami disfungsi ginjal ditandai dari perilakunya yang lesu, pasif, susah BAB, atau muncul lendir di anusnya. Pengobatan tahap awal dapat dilakukan dengan merendam kura-kura ini di air hangat.

Shell Rot

Shell rot adalah penyakit yang menyerang tempurung kura-kura. Penyakit ini biasanya diawali oleh luka pada tempurung kura-kura. Dari luka ini terbentuk jaringan yang terbuka sehingga kutu, bakteri, dan mikroorganisme lainnya bisa masuk ke dalam tempurung tersebut. Lambat laun mikroorganisme ini akan semakin banyak sehingga melakukan serangan terhadap tempurung kura-kura darat. Hal ini mengakibatkan tempurung tersebut mengalami luka dan terinfeksi. Terkadang tempurung yang terkena shell rot juga akan mengeluarkan bau busuk. Pengobatannya bisa dilakukan dengan merendam kura-kura ini di air hangat yang telah dicampur garam ikan/daun sirih secara rutin.

Abses

Abses ditandai dengan pembengkakan yang terjadi pada tubuh kura-kura darat. Abses ini bisa menimpa bagian tubuh kura-kura manapun, baik itu bagian kaki, ekor, maupun kepala. Abses umumnya terjadi akibat luka yang ditimbulkan oleh gigitan predator, kura-kura yang berkelahi, kura-kura yang terkena benda-benda tajam, atau faktor lainnya. Karena pembengkakan akibat abses ini terjadi secara tidak normal, maka satu-satunya pengobatan yang dapat dilakukan yaitu melalui pembedahan.

Pneumonia

Pneumonia tercatat sebagai salah satu penyakit yang paling banyak menyerang kura-kura darat impor yang dipelihara di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh lingkungan kandang yang terlalu lembab, pakan yang kurang higienis, populasi kandang terlalu padat, dan suhu kandang yang tak sesuai. Penyakit pneumonia ini cukup cepat menular. Gejala-gejala awalnya antara lain kura-kura mengalami kesulitan dalam bernapas, mulut menganga, peregangan leher, mulut dan hidung berlendir, kaki lemas, serta kura-kura bergerak cepat sekali dan tidak menentu. Pertolongan pertama dapat dilakukan dengan menyuntikkan antibiotik. Sangat disarankan untuk segera membawanya ke dokter hewan.

Runny Nose Syndrome

RNS (Runny Nose Syndrome) merupakan gangguan pernapasan yang dapat menimpa semua kura-kura. RNS ini sangat berbahaya. RNS akut bahkan dapat berkembang menjadi penyakit pneumonia. Kura-kura yang pernah terkena RNS lebih rentan terjangkit gangguan ini lagi. Penyebab RNS antara lain kondisi kandang yang kotor, masuknya debu melalui lubang hidung, kandang terlalu lembab, suhu kandang tidak sesuai, kandang yang terlalu padat, kekurangan gizi, dan stres yang berkepanjangan. Pengobatan pertama untuk mengatasi RNS yaitu menggunakan antibiotik. Jika sakit tak kunjung sembuh, segeralah bawah kura-kura tersebut ke dokter hewan.